Semua orang
tentunya tidak ingin menjadi miskin, akan tetapi semua itu adalah garis takdir
untuk masing-masing orang. Menjadi orang miskin rupanya membuat miskin seluruh
hidup warga yang miskin tersebut. Sebagai orang miskin, warga yang bersangkutan
akan minim atau bahkan kesulitan mendapatkan haknya sebagai manusia. Kemiskinan
membuat mereka menjadi miskin semuanya, miskin dalam membiayai kehidupan
sehari-hari dan berbagai aktivitas yang tidak lepas dari uang.
Di negara ini
begitu banyak rakyat miskin sehingga seakan-akan pemerintah tidak perlu
bertanggung jawab terlalu besar terhadap kehidupan warga yang miskin. Lihat
saja pengalaman warga miskin Jakarta yang masih saja kesulitan mengakses
fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan hak mereka sebagai warga negara.
Setiap tahun pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyediakan anggaran
begitu besar untuk program kesehatan Keluarga Miskin (Gakin dan SKTM). Niat
baik dengan penyediaan anggaran yang begitu besar ternyata masih sulit diakses
oleh warga miskin. Kesulitan warga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang baik ternyata masih jauh dari harapan dan pengakuan atas hak dasar sebagai
warga negara.
Kalau kita lihat berita
yang berada banyak sekali rakyat miskin yang kurang mendapatkan pelayanan
kesehatan. Pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak warga miskin untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan itu seakan ingin menunjukkan sikap para tenaga
medis di rumah sakit yang memposisikan bahwa orang miskin dilarang sehat,
dilarang sakit dan dilarang hidup. Berdasarkan hasil investigasi dan analisis kami
ini juga menunjukkan bahwa penderitaan dan kematian serta besarnya anggaran
biaya kesehatan warga miskin yang disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta telah
dijadikan bahan pesta pora para tenaga medis di rumah sakit. Sungguh sikap
berpesta pora di atas penderitaan dan hidup mati warga miskin adalah perbuatan
sangat tidak manusiawi.
0 komentar:
Posting Komentar