Kenaikan
BBM tidak hanya menimbulkan protes dan perlawanan dari sebagaian masyarakat
namun juga menimbulkan keretakan dari Koalisi Sekretariat Gabungan. Sebab PKS
menolak rencana kenaikan BBM sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono galau
antara mempertahankan atau mengeluarkan partai putih itu dari koalisi.
Bagi
kelompok ‘oposisi’, kenaikan BBM merupakan isu yang seksi untuk menggempur
pemerintah dan mencari popularitas terutama menjelang Pemilu 2014. Pastinya
Partai Hanura, Partai Gerindra, PDIP, dan PKS menggunakan isu-isu kenaikan BBM
untuk meningkatkan citra dirinya sebagai partai yang pro kepada rakyat miskin.
Mereka dengan dalih-dalih tertentu mengemukakan bahwa BBM tidak perlu dinaikan.
Dengan
sikap anti kenaikan BBM, pastinya PDIP, Partai Hanura, Partai Gerindra, dan PKS
akan mendapat dukungan dan ucapan terima kasih dari rakyat kecil. Ketika partai
yang tergabung dalam koalisi yang mendukung kenaikan BBM, PDIP, Partai Hanura,
Partai Gerindra, dan PKS berani berkata lain. Keempat partai itu bersikap lain
selain untuk meningkatkan citra juga dikarenakan tidak berada pada posisi
pengambil kebijakan sehingga mereka bisa bebas bergerak.
Lainnya
halnya bila mereka berada pada posisi pengambil kebijakan, tentu kenaikan BBM
akan dijadikan pilihan di tengah semakin naiknya harga minyak dunia dan semakin
tingginya subsidi BBM. Lihat saja bagaimana sikap PDIP ketika pemerintahan
Megawati atau PKB saat pemerintahan Gus Dur menaikkan BBM, pasti partai
berlambang banteng moncong putih dan partai berlambang bintang sembilan itu
akan mendukung. PKS sebagai anggota koalisi melakukan langkah yang sama dengan
PDIP, Partai Hanura, dan Partai Gerindra, dengan maksud tersembunyi untuk
menaikkan citra partai mereka yang saat ini terbelit dengan isu korupsi.
Bagi
partai koalisi, terutama Partai Demokrat dan Partai Golkar, kenaikan BBM juga
dirasa bukan kiamat yang menimpa mereka. Mereka tetap kekeh menaikkaan BBM
karena mempunyai kartu truf yang mampu menyelamatkan muka mereka di tengah
rakyat kecil? Apa kartu truf itu? Membagi-bagikan Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat (BLSM). Program bagi-bagi duit kepada rakyat kecil ini dulu namanya
Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bantuan itu dibagi-bagikan kepada rakyat kecil
sebagai kompensansi atas naiknya BBM. Dengan bantuan itu diharapkan daya beli
masyarakat kecil tetap terjaga sehingga mereka tidak jatuh miskin.
Bagi
partai koalisi terutama Partai Demokrat dan Partai Golkar, BLSM ini sebagai
sebuah bentuk untuk menaikkan citra kepada masyarakat. Dengan cara-cara ini
maka citra partai-partai koalisi tetap terjaga dan tidak jatuh. Adanya BLSM
sendiri menimbulkan protes dari banyak kalangan dengan tuduhan untuk
kepentingan politik pada Pemilu 2014.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar