Rabu, 03 Juli 2013

BBM Dan Partai Politik



Kenaikan BBM tidak hanya menimbulkan protes dan perlawanan dari sebagaian masyarakat namun juga menimbulkan keretakan dari Koalisi Sekretariat Gabungan. Sebab PKS menolak rencana kenaikan BBM sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono galau antara mempertahankan atau mengeluarkan partai putih itu dari koalisi.

Bagi kelompok ‘oposisi’, kenaikan BBM merupakan isu yang seksi untuk menggempur pemerintah dan mencari popularitas terutama menjelang Pemilu 2014. Pastinya Partai Hanura, Partai Gerindra, PDIP, dan PKS menggunakan isu-isu kenaikan BBM untuk meningkatkan citra dirinya sebagai partai yang pro kepada rakyat miskin. Mereka dengan dalih-dalih tertentu mengemukakan bahwa BBM tidak perlu dinaikan.

Dengan sikap anti kenaikan BBM, pastinya PDIP, Partai Hanura, Partai Gerindra, dan PKS akan mendapat dukungan dan ucapan terima kasih dari rakyat kecil. Ketika partai yang tergabung dalam koalisi yang mendukung kenaikan BBM, PDIP, Partai Hanura, Partai Gerindra, dan PKS berani berkata lain. Keempat partai itu bersikap lain selain untuk meningkatkan citra juga dikarenakan tidak berada pada posisi pengambil kebijakan sehingga mereka bisa bebas bergerak.

Lainnya halnya bila mereka berada pada posisi pengambil kebijakan, tentu kenaikan BBM akan dijadikan pilihan di tengah semakin naiknya harga minyak dunia dan semakin tingginya subsidi BBM. Lihat saja bagaimana sikap PDIP ketika pemerintahan Megawati atau PKB saat pemerintahan Gus Dur menaikkan BBM, pasti partai berlambang banteng moncong putih dan partai berlambang bintang sembilan itu akan mendukung. PKS sebagai anggota koalisi melakukan langkah yang sama dengan PDIP, Partai Hanura, dan Partai Gerindra, dengan maksud tersembunyi untuk menaikkan citra partai mereka yang saat ini terbelit dengan isu korupsi.

Bagi partai koalisi, terutama Partai Demokrat dan Partai Golkar, kenaikan BBM juga dirasa bukan kiamat yang menimpa mereka. Mereka tetap kekeh menaikkaan BBM karena mempunyai kartu truf yang mampu menyelamatkan muka mereka di tengah rakyat kecil? Apa kartu truf itu? Membagi-bagikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Program bagi-bagi duit kepada rakyat kecil ini dulu namanya Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bantuan itu dibagi-bagikan kepada rakyat kecil sebagai kompensansi atas naiknya BBM. Dengan bantuan itu diharapkan daya beli masyarakat kecil tetap terjaga sehingga mereka tidak jatuh miskin.

Bagi partai koalisi terutama Partai Demokrat dan Partai Golkar, BLSM ini sebagai sebuah bentuk untuk menaikkan citra kepada masyarakat. Dengan cara-cara ini maka citra partai-partai koalisi tetap terjaga dan tidak jatuh. Adanya BLSM sendiri menimbulkan protes dari banyak kalangan dengan tuduhan untuk kepentingan politik pada Pemilu 2014.

Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar

Design by BlogSpotDesign | Ngetik Dot Com