Minggu, 07 Juli 2013

Mengemis Pun Menjadi Suatu Profesi


Sungguh kejamnya hidup dijaman seperti ini. Mencari makan pun sulit, tidak ada kepastian untuk mendapatkan kehidupan yang layak pada saat ini. Setiap manusia berlomba-lomba mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya masing-masing. Sulitnya pekerjaan juga menyebabkan pengangguran dimana-mana. Banyak sekali orang-orang yang menganggur dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi.

Coba saja kita lihat disepanjang jalan di kota-kota bahkan di sudut-sudut keramaian publik saat ini banyak sekali orang-orang yang mengemis dan meminta-minta belas kasihan dari orang lain agar mereka dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kehidupannya. Jika kita lihat, hati kita pun akan merasa iba dan kasihan disini kita masih mendapatkan kehidupan yang masih dapat dibilang layak tapi tentu mereka tidak sebaik kita nasibnya.

Namun saat ini menjadi seorang pengemis pun telah disalahgunakan oleh orang-orang yang mulai memanfaatkannya. Banyak orang-orang yang menjadikan mengemis sebagai suatu profesi. Lihat saja hanya dengan bermodal baju compang camping dan mengadahkan tangannya, mereka langsung mendapatkan uang karena keibaan dan rasa kasihan dari orang yang memberinya uang.

Saya pernah mendengar bahwa kebanyakan dari para pengemis itu adalah seseorang yang mapan di desanya bahkan mereka mempunyai rumah yang mewah. Yaa di media juga pernah di tayangkan bahwa kira-kira pengemis itu bisa mendapatkan penghasilan 10 juta-12 juta perbulannya. Sungguh besar sekali bukan ? penghasilanya melebihi orang-orang yang bekerja keras dari pagi hingga malam. Sedangkan mereka tidak selama itu waktu mengemisnya.

Karena mereka mendapatkan penghasilan sebesar itu dengan tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu besar, maka saat ini mengemis pun menjadi suatu alternatif profesi disaat pengangguran melanda negeri ini. Disaat kebutuhan hidup yang serba mahal seperti saat ini, mengemis dapat dijadikan sebuah profesi baru dari sulitnya mencari pekerjaan saat ini.

Kalau dilihat-lihat masih banyak diantara para pengemis dijalanan yang mampu bekerja dengan layak, mereka masih mempunyai fisik yang lengkap dan usianya kira-kira masih dapat dikategorikan sebagai pekerja (bukan nenek-nenek atau kakek-kakek). Masih banyak pekerjaan untuk mereka misalnya sebagai pembantu rumah tangga atau sebagai petugas kebersihan jalanan. Dengan pekerjaan seperti itu mungkin lebih baik daripada mengadahkan kedua tangan untuk mendapatkan belas kasihan dari orang lain. 

Tetapi hal ini sulit dilakukan perlu adanya kesadaran dan peraturan hukum yang jelas karena masyarakat indonesia lebih menyukai cara yang mudah tanpa harus memeras keringat yang keras untuk mendapatkan penghasilan. Andai pemerintah kita paham dan sadar akan hal ini. Perlu adaya kejelasan hukum agar masyarakat biasa tidak tertipu dengan para pengemis gadungan.

Kasihan jika ada pengemis yang bener-benar keadaannya sangat memprihatinkan yang benar-benar pantas dibantu dan yang tidak memungkinkan mereka untk bekerja terlalu keras. Sedangkan mereka yang sudakh kaya malah akan bertambah kaya kekayaannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by BlogSpotDesign | Ngetik Dot Com